Jumat, 25 Agustus 2006

SEJAUH MANA ANDA MENGUNDANG TUHAN DALAM RUMAH ANDA?

Seorang pemuda yang kaya raya tinggal di sebuah rumah yang sangat besar dengan lusinan kamar. Setiap kamar lebih nyaman dan lebih indah dibandingkan kamar sebelumnya. Di dalam rumah itu terdapat berbagai karya seni lukis dan pahatan, lampu-lampu kristal, serta pegangan tangan berukir berlapis emas pada setiap tangga. Lebih indah dari apa yang kebanyakan orang pernah melihat.

Suatu hari pemuda tersebut memutuskan untuk mengundang Tuhan datang dan tinggal bersamanya di rumah itu. Ketika Tuhan datang, pemuda ini menawarkan kepadaNya kamar yang terbaik di dalam rumah itu. Kamar tersebut terletak di ujung bagian atas. "Yesus, kamar ini milikMu! Tinggallah selama Engkau mau dan lakukan apa yang Engkau mau lakukan di dalam kamar ini. Ingat, ini adalah kamarMu."

Malam harinya, ketika pemuda tersebut sudah bersiap untuk istirahat, terdengar bunyi ketukan yang sangat keras di pintu depan. Mendengar ketukan itu, pemuda tersebut turun untuk membukakan pintu. Ketika dia membuka pintu, dia melihat bahwa iblis telah mengirim tiga roh jahat untuk menyerangnya. Dia dengan cepat menutup pintu, tetapi salah satu roh jahat mengganjal pintu itu dengan kakinya. Beberapa saat kemudian, setelah bertarung dengan sekuat tenaga, pemuda tersebut berhasil menutup dan mengunci pintu kemudian kembali ke kamarnya dalam keadaan sangat lelah. "Bayangkan!" pikir pemuda itu. "Yesus ada di atas, tidur dalam ruangan yang terbaik sedangkan saya bertarung melawan roh-roh jahat di bawah. Oh, mungkin Dia tidak mendengar." Pemuda itu tidur sangat sebentar malam itu.

Keesokan harinya, segala sesuatunya berjalan dengan normal dan, karena merasa sangat lelah, pemuda tersebut tidur agak awal pada malam harinya. Sekitar tengah malam, terdengar ada yang menggedor-gedor pintu depan seolah-olah akan mendobrak pintu. Pemuda tersebut menuruni tangga lagi dan membuka pintu serta menjumpai lusinan roh jahat berusaha masuk ke dalam rumahnya yang indah. Selama lebih dari tiga jam pemuda itu bertarung melawan mereka dan akhirnya membuat mereka mundur, cukup untuk menutup pintu. Pemuda itu sangat kehabisan tenaga. Dia sama sekali tidak mengerti. Mengapa Tuhan tidak datang untuk menolong? Mengapa Dia membiarkan aku bertarung seorang diri? Dengan gundahnya, dia berjalan ke sofa dan tidur dengan tidak nyaman.

Keesokan paginya, dia memutuskan untuk bertanya kepada Tuhan mengenai segala yang terjadi pada dua malam tersebut. Perlahan-lahan dia berjalan ke kamar tidur yang sangat indah di mana Yesus ia tempatkan. "Yesus," panggilnya sambil mengetuk pintu. "Tuhan, aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Selama dua malam ini saya harus bertarung membuat si jahat pergi dari pintu rumaku, sementara Engkau tidur di sini. Tidakkah Engkau memperhatikanku? Bukankah aku telah memberikan kepadaMu ruangan yang terbaik di dalam rumah ini?"

Pemuda tersebut melihat Yesus menitikkan air mata, tetapi dia meneruskan, "Aku tidak mengerti, aku berpikir bahwa jika aku mengundangMu untuk tinggal bersamaku, Engkau akan menjagaku, dan aku berikan kepadaMu kamar yang terbaik dalam rumahku. Apalagi yang harus aku perbuat?"

"Anakku yang kukasihi," Yesus berkata dengan sangat lembut. "Aku sungguh-sungguh mengasihi engkau dan sangat memperhatikanmu. Aku melindungi apa yang engkau berikan kepadaKu untuk Kujaga. Tetapi ketika engkau mengundangKu untuk datang dan tinggal di sini, engkau membawaKu ke kamar yang indah ini dan menutup pintu ke bagian lain dari rumah ini. Aku menjadi Tuhan atas kamar ini dan tidak ada roh jahat yang bisa masuk kemari."

"Oh, Tuhan, ampuni aku. Ambillah seluruh rumahku - semuanya milikMu. Aku menyesal tidak menyerahkan kepadaMu seluruhnya. Aku ingin Engkau mengatur semuanya." Sambil berkata demikian, dia membuka pintu kamar itu dan berlutut di kaki Yesus. "Tuhan, ampuni aku karena aku hanya memikirkan diriku sendiri."

Yesus tersenyum dan berkata bahwa Dia telah mengampuni pemuda itu dan Dia akan mengatur segala sesuatunya mulai saat itu. Malam itu, ketika si pemuda bersiap untuk tidur dia berpikir, "Aku ingin tahu apakah roh-roh jahat itu akan kembali, aku bosan menghadapi mereka setiap malam." Tapi dia tahu bahwa Yesus akan membereskan semuanya sejak saat itu.

Sekitar tengah malam, terdengar suara menggedor-gedor pintu yang sangat menakutkan. Si pemuda keluar dari kamarnya dan melihat Yesus menuruni tangga. Dia menyaksikan dengan penuh kekaguman ketika Yesus membuka pintu, tanpa merasa takut. Setan berdiri di muka pintu meminta untuk masuk. Apa yang engkau inginkan?" tanya Tuhan. Si iblis menunduk di hadapan Tuhan, "Maaf, tampaknya saya salah alamat." Dengan perkataan tersebut iblis dan pasukannya pergi menjauh.

Inti dari kisah ini adalah :
Yesus menginginkan engkau seutuhnya, bukan hanya sebagian. Dia akan mengambil semua yang engkau berikan kepadaNya, dan tidak lebih dari itu. Seberapa bagian dari hati yang telah engkau berikan kepada Tuhan? Masih adakah bagian yang tidak engkau berikan kepadaNya? Mungkin serangan-serangan itu akan datang semakin dahsyat dari hari ke hari. Mengapa tidak membiarkan Tuhan berperang untukmu? Dia selalu menang. Saya menjumpai bahwa Tuhan membuat segala sesuatunya mudah bagi manusia, segala kerumitan manusia berasal dari dirinya sendiri.

Mazmur 37:5 - Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.
Mazmur 55:23 - Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.

Senin, 07 Agustus 2006

Ranjau Orang Percaya

Salah satu senjata paling berbahaya yang diciptakan oleh manusia adalah ranjau. Ini adalah alat ’pembunuh’ yang langsung bereaksi bila terkena sentuhan. Senjata itu sangat sulit untuk dideteksi karena letaknya sangat tersembunyi dan kalaupun terdeteksi, biasanya sudah meledak lebih dahulu. Alat ini memang dirancang untuk membunuh siapa saja yang menginjaknya.

Senjata yang sangat berbahaya ini sangat pas untuk menggambarkan jebakan-jebakan halus yang siap menghadang dan menghancurkan orang Kristen yang tengah giat melayani. Sama seperti ranjau yang bisa dipasang di mana saja pada waktu perang, jebakan-jebakan setan pun demikian, diletakkan di sepanjang jalan orang percaya. Ranjau ini sama berbahayanya dengan ranjau fisik, bahkan jauh lebih berbahaya, bila kita memandangnya dalam konteks kekekalan. Suatu fakta yang perlu diwaspadai bahwa para pemimpin gereja selalu menjadi target utamanya. Para gembala, penginjil, guru Sekolah Minggu dan pelayan-pelayan lainnya, karena mereka memiliki wewenang dan kemampuan untuk membawa orang lain kepada Kristus. Tujuannya adalah menghambat keefektifan mereka di dalam pelayanan.

Musuh kita sangat ahli dalam menjalankan trik yang paling pas untuk menggagalkan setiap usaha kita untuk memenangkan jiwa bagi Kristus. Kesombongan adalah salah satu ranjau yang sangat ’ampuh’ dan paling sering ia gunakan. Bahkan dapat dikatakan menjadi alat favorit iblis untuk mengacaukan kehidupan dan pengaruh orang Kristen. Apakah kesombongan itu? Kesombongan adalah sikap menghargai diri sendiri secara berlebih-lebihan, baik mengenai prestasi, posisi, keadaan ataupun kekayaan. Meski sikap ini sangat dibenci Allah (Amsal 6:6-19; 16:5), namun masih banyak orang percaya yang dewasa imannya sekalipun dapat dengan mudah menginjak rajau ini (II Tawarikh 26:16). Kesombongan juga dapat berarti kita menjauhkan diri dari Allah dan tanpa sadar kita meninggikan diri sendiri. Akibatnya, Tuhan membiarkan kita berjalan sendiri (Roma 1:24a).

Bila kita telah dirasuki sikap ini, maka hubungan kita dengan Allah pasti terhalang, dan karya Roh Kudus di dalam hidup kita menjadi terhambat. Efektifitas kita sebagai pemimpin atau pelayan Tuhan akan melorot secara menyedihkan. Lagi pula, orang yang sombong sering membuat kesalahan yang bodoh, sebab ia berpikir sudah melakukannya dengan hikmat Allah. Alkitab memperingatkan, ”Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan” (Amsal 16:18). Ayat ini terbukti benar, sebab kesombongan akan menjauhkan kita dari kehidupan doa, yang akhirnya melemahkan dan menghancurkan kita.

Setan suka sekali menipu dan mencobai kita dengan kesombongan. Oleh sebab itu untuk menghindari ranjau yang sangat berbahaya ini, biasakanlah setiap pagi bercakap-cakap dengan Bapa dan merenungkan Firman-Nya. Mintalah petunjuk-Nya setiap saat. Bila Anda selalu bergantung pada-Nya, maka Anda akan dimampukan dan diingatkan dari sikap yang salah itu. Hindari diri Anda dari ranjau-ranjau rohani yang sangat berbahaya ini. Selama bulan ini saya akan mengajak Anda melihat ranjau-ranjau tersebut. Agar tahun yang baru ini boleh Anda lalui dengan lebih baik dari tahun yang lalu.

Sagita Arif – IT Dept.