Kamis, 07 Desember 2006

Ubin dan Patung

Jam 1 dini hari, suasana ruangan musium itu sangat lengang. Berbeda sekali dengan siang hari, ketika ribuan wisatawan, anak sekolah, pelancong datang mengunjungi ruangan musium itu. Datang dari segala pelosok untuk melihat dari dekat untuk mengagumi mahakarya berupa patung marmer yang luar biasa indahnya. Patung berbentuk manusia yang begitu halus buatannya, dengan detail yang sangat sempurna dan tampak begitu hidup.

Tiba-tiba keheningan pagi dipecahkan oleh suara keluhan; "Sungguh tidak adil, ini sungguh tidak adil !" terdengar ubin pualam bicara.

"Mengapa engkau berkata demikian, sahabatku ?" Tanya sang patung pualam.

"Kita berasal dari bukit yang sama, kita juga dibuat oleh pemahat yang sama, tetapi mengapa nasib kita jauh berbeda. Engkau disana tampak begitu indah, dikagumi dan dibicarakan banyak orang, sementara aku, harus menerima nasib sebagai ubin batu disini. Ini tidak adil !" ujar ubin pualam dengan emosi.

"Oh, itu rupanya", kata sang patung. "Ingatkah engkau pada pemahat kita ?"

"Tentu saja, aku tak akan lupa pada pemahat sialan itu. Ia mengambilku dari tempat tinggalku, ia gunakan pahat dan palu padaku untuk membuatku menderita. Sungguh sakit, aku tak terima diperlakukan begitu. Aku melawan dan terus melawan, aku tak mau ia mengubahku sesukanya. Enak saja, sampai kapanpun aku tak mau mengikuti kehendaknya" tukas ubin marmer masih emosi.

"Sahabatku", ujar sang patung marmer lembut, "Itulah yang membedakan kita. Ketika sang pemahat mulai menggunakan pahatnya padaku, aku yakin bahwa sang pemahat punya maksud baik untukku. Aku bertahan atas segala derita yang kualami, aku rela untuk menerima cukilan demi cukilan pahatnya, aku tidak meyerah dan bisa menerima segala proses yang dilakukannya padaku sehingga akhirnya aku menjadi seperti sekarang, sebuah mahakarya."

"Sementara engkau, engkau terus menolak dan melawan, engkau bersikap negatif terhadap perubahan. Engkau tidak mau mengerti maksud baik sang pemahat, engkau mudah menyerah dan patah atas tempaan, sehingga hal terbaik yang bisa dilakukan hanyalah menjadikanmu ubin". Ujar patung pualam kembali.

Mendengar ini, sang ubin pun terdiam. Sang patung kemudian melanjutkan;

"Oleh karena itu, janganlah engkau bicara soal ketidak adilan. Janganlah engkau melihat seakan nasib baik hanya datang kepada yang lain tapi tidak kepadamu. Janganlah engkau menyalahkan sang pemahat. Salahkan dirimu sendiri, kalau sekarang engkau diabaikan, tidak dianggap penting dan diinjak-injak orang".

--------------

Hidup ini pilihan, ketika Tuhan "Sang Pemahat Agung" menempa dan memahatmu melalui pelbagai cara, bagaimana dirimu menyambutnya akan menentukan, apakah engkau menjadi suatu mahakarya atau hanya sepetak ubin.

Senin, 16 Oktober 2006

TO GIVE OR TO GET

Seorang pebisnis muda datang mengadukan masalahnya kepada sahabat saya yang berprofesi sebagai konsultan spiritual bisnis. Pebisnis itu membuka masalahannya dengan mengatakan, "Pak saya memiliki adik yang sangat durhaka. Ketika kuliah saya yang membiayai. Ketika dia menikah saya yang menikahkan dan menanggung semua biayanya. Sekarang berbekal satu kwitansi atas namanya, dia akan menggugat saya ke pengadilan. Dalam gugatannya ia mengatakan rumah yang saya tempati adalah milik adik saya." Pebisnis muda itu diam sejenak sambil menarik napas panjang.

Kemudian dia meneruskan ceritanya, "Padahal rumah itu saya beli dengan tetesan keringat saya. Saya nggak habis pikir, mengapa dia tega melakukan ini. Saya minta petunjuk dari Bapak bagaimana menundukkan adik saya. Saya ingin agar adik saya sadar dan tidak usah membawa permasalahan itu ke pengadilan. Saya malu dengan banyak orang."

Kemudian konsultan bertanya, "Dari mana uang yang kamu gunakan untuk membangun rumahmu?"
Orang itu menjawab, "Dari hasil jerih payah usaha saya. Saya pernah punya usaha pom bensin tapi sekarang sudah bangkrut."

Terus darimana modal usaha pom bensinmu? desak sang konsultan. Dia terdiam.
Setelah menarik nafas panjang, dia berkata , "Modal usaha pom bensin saya peroleh dari hasil penjualan tanah milik ibu saya. Saya jual tanah itu tanpa izin ibu saya. Ibu saya kecewa, tak lama setelah kejadian itu ibu saya dipanggil Yang Maha Kuasa."

"Itulah sebab musabab problem anda. Memulai usaha dengan uang yang tidak bersih bahkan dengan cara menyakiti ibu kandung anda. Ironisnya, anda belum sempat meminta maaf kepada ibu anda dan dia sudah meninggal dunia," jawab sang konsultan.

"Terus bagaimana saya selanjutnya?" kata orang itu.
Konsultan energik itu menjawab, "Ikhlaskan rumah itu buat adik anda. Kehidupan anda tidak akan berkah dengan rumah yang merupakan buah dari menyakiti ibu anda."

Butiran jernih mengalir di pipi orang itu. Dengan nada tersengal dia berkata, "Lalu dimana keluarga saya harus berteduh?
Sang konsultan menjawab, "Allah , Tuhan Penguasa Alam Maha Kaya, pasti ada jalan yang akan Dia berikan."

Sesampainya di rumah sang kakak memanggil adiknya,
"Adikku daripada kita bertengkar di pengadilan dan hubungan persaudaraan kita rusak hanya karena rumah ini, aku serahkan rumah ini untukmu. Aku ikhlas. Rumah ini sebenarnya milik ibu, bukan milik saya. Mulai hari ini, rumah ibu ini aku serahkan sepenuhnya untukmu."
Sang adik berdiri dan kemudian memeluk sang kakak sambil berkata, "Kakakku, rumah ini adalah rumahmu maka ambilah. Saya tidak akan meneruskan di pengadilan. Tinggalah dengan damai di rumah ini bersama istri dan anak-anak kakak. Saya bangga menjadi adikmu. Saya tak ingin kehilangan engkau kakakku..."
Keduanya berpelukan dengan linangan air mata di masing-masing pipinya.

Kisah nyata di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa ketika kita berpikir apa yang akan saya dapatkan (to get) maka yang kita peroleh adalah kegelisahan dan permusuhan.
Sebaliknya ketika kita berpikir apa yang bisa saya berikan (to give) maka yang kita peroleh kedamaian, rasa hormat, rasa cinta dan persaudaraan.

Tatkala kita berpikir to get pada hakekatnya kita masih terjajah.
Terjajah oleh harta, terjajah oleh jabatan, terjajah oleh kepentingan dan terjajah oleh gengsi.

Orang-orang yang merdeka adalah orang yang di dalam dirinya tertanam kuat sikap to give.
Bila ia memiliki harta, ilmu dan karunia lainnya ia selalu berpikir kepada siapa lagi saya harus berbagi... berbagi...dan berbagi.

Negeri ini akan terus tumbuh, berkembang, maju dengan diselimuti kedamaian, rasa cinta, persaudaraan, dan kemulian bila sebagian besar diantara kita mengembangkan sikap to give ketimbang to get.
Kita semua harus selalu berpikir, apa yang sudah saya berikan buat anak, mitra kerja, perusahaan, pasangan hidup, saudara, orang tua, bangsa dan Sang Maha Pencipta? Pertanyaan itu harus selalu tertanam kuat dalam setiap aktivitas kita sehari-hari.

Jangan kedepankan to get dalam sikap keseharian kita.
Pada saat sebagian besar orang memiliki sikap to give, kita sudah boleh mengatakan bahwa kita memang sudah MERDEKA.

Minggu, 08 Oktober 2006

PAKIS dan BAMBU

Suatu Hari aku memutuskan untuk berhenti.
Berhenti dari pekerjaanku, berhenti dari hubunganku dengan sesama dan berhenti dari spiritualitasku. Aku pergi ke hutan untuk bicara dengan Tuhan untuk yang terakhir kalinya.
"Tuhan", kataku. "berikan aku satu alasan untuk tidak berhenti?"

Dia memberi jawaban yang mengejutkanku.
"Lihat ke sekelilingmu", kataNya. "Apakah engkau memperhatikan tanaman pakis Dan bambu yang Ada dihutan ini?"

"Ya", jawabku.

Lalu Tuhan berkata, "Ketika pertama kali Aku menanam mereka, Aku menanam dan merawat benih-benih mereka dengan seksama. Aku beri mereka cahaya, Aku beri mereka air. Pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat warna hijaunya yang menawan menutupi tanah namun, tidak Ada yang terjadi dari benih bambu tapi Aku tidak berhenti merawatnya."

"Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap tidak Ada yang terjadi dari benih bambu tetapi Aku tidak menyerah terhadapnya."

"Dalam tahun ketiga tetap tidak Ada yang tumbuh dari benih bambu itu tapi Aku tetap tidak menyerah begitu juga dengan tahun ke empat. "

"Lalu pada tahun ke lima sebuah tunas yang kecil muncul dari dalam tanah bandingkan dengan pakis, itu kelihatan begitu kecil dan sepertinya tidak berarti. Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh dengan mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki. Dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu membuat dia kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan. Aku tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang tidak bisa mereka tangani. "

"Tahukah engkau anakKu, dari semua waktu pergumulanmu, sebenarnya engkau sedang menumbuhkan akar-akarmu? Aku tidak menyerah terhadap bambu itu Aku juga tidak akan pernah menyerah terhadapmu. "

Tuhan berkata "Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Bambu-bambu itu memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan pakis tapi keduanya tetap membuat hutan ini menjadi lebih indah."

"Saatmu akan tiba", Tuhan mengatakan itu kepadaku. "Engkau akan tumbuh sangat tinggi"

"Seberapa tinggi aku harus bertumbuh Tuhan?" tanyaku.

"Sampai seberapa tinggi bambu-bambu itu dapat tumbuh?" Tuhan balik bertanya.

"Setinggi yang mereka mampu?" Aku bertanya

"Ya." jawabNya, "Muliakan Aku dengan pertumbuhanmu, setinggi yang engkau dapat capai."

Lalu aku pergi meninggalkan hutan itu, menyadari bahwa Allah tidak akan pernah menyerah terhadap aku dan Dia juga tidak akan pernah menyerah terhadap anda. Jangan pernah menyesali hidup yang saat ini Anda jalani sekalipun itu hanya untuk satu Hari.

Hari-Hari yang baik memberikan kebahagiaan ;
Hari-Hari yang kurang baik memberi pengalaman ;
Kedua-duanya memberi arti bagi kehidupan ini.

Rabu, 13 September 2006

"PERAHU KESELAMATAN"

Aku duduk menikmati senja dalam perahu keselamatanku yang sedang berlabuh. Kulihat Yesus di ruang kemudi, menatapku dan berkata, "Lepaskan tambatan perahumu dan biarkan Aku membawa engkau ke seberang. Bukan rencanaKu untuk engkau tetap tertambat disini."

Dengan takut, gelisah dan khawatir aku menjawabNya, "Tuhan bukankah lebih baik aku tetap disini. Aku tidak akan melihat topan, badai dan angin ribut. Dan aku dapat kembali ke darat kapanpun aku mau."

Lembut Yesus memegang tanganku, menatap mataku dan berkata, "Memang disini engkau tidak akan mengalami topan, badai dan angin ribut. Tetapi engkau juga tidak akan pernah melihat Aku mengatasi semua itu. Engkau tidak akan melihat Aku berkuasa atas semuanya itu, karena Akulah TUHAN."

Dalam pergumulan berat, aku memandangi tali yang mengikat perahuku. Di tali itu aku melihat ada rasa khawatir akan hidup, keuangan, pekerjaan, pasangan, dan lain-lain. Dalam hati aku bertanya-tanya, "Tahukah Ia akan apa yang aku inginkan? Mengertikah Ia akan apa yang aku rindukan dan dambakan?"

Yesus memelukku dan berbisik lembut, "Memang tidak semuanya akan sesuai dengan apa yang kau inginkan, rindukan dan dambakan, bahkan mungkin kebalikannya yang akan kau dapat, tapi maukah kau percaya? RancanganKu adalah rancangan damai sejahtera, masa depanKu adalah masa depan yang penuh harapan."

Ia memelukku dan menangis bersamaku, dengan berat aku melepaskan tali perahuku. Kulepaskan semua rasa khawatir itu dari hatiku, kutaruh hak atas masa depanku di tanganNya. Aku tidak tahu bagaimana masa depanku, sambil menangis aku menatapNya dan berkata, "JADILAH NAHKODA DALAM PERAHUKU DAN MARILAH KITA BERLAYAR..."

Teman-teman maukah kita menyerahkan hak atas masa depan kita dalam tanganNya? Tanpa kita pernah tahu bagaimana Ia akan merancang semuanya itu, tapi hanya dengan satu keyakinan : "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11).

Saya tidak berdoa untuk beban yang lebih ringan, melainkan untuk punggung yang lebih kuat. (Phillips Brooks). Orang berlatih untuk meraih sukses, padahal seharusnya mereka berlatih untuk menghadapi kegagalan. Kegagalan adalah jauh lebih umum dari pada sukses, kemiskinan jauh lebih menjamur dari pada kekayaan, dan kekecewaan jauh lebih normal dari pada kepuasan. (J. Wallale. Hamilton).

dia- dari seorang teman: Clara Uniek di Jakarta

Selasa, 12 September 2006

Adakah yang akan mendoakan kita?

Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Disaat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia Roh seorang Malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.

Malaikat memulai pembicaraan, "kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia !

"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang .. . " kata si pengusaha ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.

Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih? pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit".

Dengan lembut si Malaikat berkata, "Anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktu mu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu".

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layer besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka.

Kata Malaikat, "Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua? Itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu"

Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh, " Tuhan, aku tahu kalau selama hidup suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu, tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri." Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat.

Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat! Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang!

Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"

Jawab si Malaikat, "Ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah".

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, "Anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu!! Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00".

Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

"Bukankah itu Panti Asuhan?" kata si pengusaha pelan.

Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri.

Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu.

Doa sangat besar kuasanya, tak jarang kita malas, tidak punya waktu, tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain.

Ketika kita mengingat seorang sahabat lama / keluarga, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia, mungkin saja pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang mengasihi dia.

Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.

Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. (Roma 8:27)

Jumat, 25 Agustus 2006

SEJAUH MANA ANDA MENGUNDANG TUHAN DALAM RUMAH ANDA?

Seorang pemuda yang kaya raya tinggal di sebuah rumah yang sangat besar dengan lusinan kamar. Setiap kamar lebih nyaman dan lebih indah dibandingkan kamar sebelumnya. Di dalam rumah itu terdapat berbagai karya seni lukis dan pahatan, lampu-lampu kristal, serta pegangan tangan berukir berlapis emas pada setiap tangga. Lebih indah dari apa yang kebanyakan orang pernah melihat.

Suatu hari pemuda tersebut memutuskan untuk mengundang Tuhan datang dan tinggal bersamanya di rumah itu. Ketika Tuhan datang, pemuda ini menawarkan kepadaNya kamar yang terbaik di dalam rumah itu. Kamar tersebut terletak di ujung bagian atas. "Yesus, kamar ini milikMu! Tinggallah selama Engkau mau dan lakukan apa yang Engkau mau lakukan di dalam kamar ini. Ingat, ini adalah kamarMu."

Malam harinya, ketika pemuda tersebut sudah bersiap untuk istirahat, terdengar bunyi ketukan yang sangat keras di pintu depan. Mendengar ketukan itu, pemuda tersebut turun untuk membukakan pintu. Ketika dia membuka pintu, dia melihat bahwa iblis telah mengirim tiga roh jahat untuk menyerangnya. Dia dengan cepat menutup pintu, tetapi salah satu roh jahat mengganjal pintu itu dengan kakinya. Beberapa saat kemudian, setelah bertarung dengan sekuat tenaga, pemuda tersebut berhasil menutup dan mengunci pintu kemudian kembali ke kamarnya dalam keadaan sangat lelah. "Bayangkan!" pikir pemuda itu. "Yesus ada di atas, tidur dalam ruangan yang terbaik sedangkan saya bertarung melawan roh-roh jahat di bawah. Oh, mungkin Dia tidak mendengar." Pemuda itu tidur sangat sebentar malam itu.

Keesokan harinya, segala sesuatunya berjalan dengan normal dan, karena merasa sangat lelah, pemuda tersebut tidur agak awal pada malam harinya. Sekitar tengah malam, terdengar ada yang menggedor-gedor pintu depan seolah-olah akan mendobrak pintu. Pemuda tersebut menuruni tangga lagi dan membuka pintu serta menjumpai lusinan roh jahat berusaha masuk ke dalam rumahnya yang indah. Selama lebih dari tiga jam pemuda itu bertarung melawan mereka dan akhirnya membuat mereka mundur, cukup untuk menutup pintu. Pemuda itu sangat kehabisan tenaga. Dia sama sekali tidak mengerti. Mengapa Tuhan tidak datang untuk menolong? Mengapa Dia membiarkan aku bertarung seorang diri? Dengan gundahnya, dia berjalan ke sofa dan tidur dengan tidak nyaman.

Keesokan paginya, dia memutuskan untuk bertanya kepada Tuhan mengenai segala yang terjadi pada dua malam tersebut. Perlahan-lahan dia berjalan ke kamar tidur yang sangat indah di mana Yesus ia tempatkan. "Yesus," panggilnya sambil mengetuk pintu. "Tuhan, aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Selama dua malam ini saya harus bertarung membuat si jahat pergi dari pintu rumaku, sementara Engkau tidur di sini. Tidakkah Engkau memperhatikanku? Bukankah aku telah memberikan kepadaMu ruangan yang terbaik di dalam rumah ini?"

Pemuda tersebut melihat Yesus menitikkan air mata, tetapi dia meneruskan, "Aku tidak mengerti, aku berpikir bahwa jika aku mengundangMu untuk tinggal bersamaku, Engkau akan menjagaku, dan aku berikan kepadaMu kamar yang terbaik dalam rumahku. Apalagi yang harus aku perbuat?"

"Anakku yang kukasihi," Yesus berkata dengan sangat lembut. "Aku sungguh-sungguh mengasihi engkau dan sangat memperhatikanmu. Aku melindungi apa yang engkau berikan kepadaKu untuk Kujaga. Tetapi ketika engkau mengundangKu untuk datang dan tinggal di sini, engkau membawaKu ke kamar yang indah ini dan menutup pintu ke bagian lain dari rumah ini. Aku menjadi Tuhan atas kamar ini dan tidak ada roh jahat yang bisa masuk kemari."

"Oh, Tuhan, ampuni aku. Ambillah seluruh rumahku - semuanya milikMu. Aku menyesal tidak menyerahkan kepadaMu seluruhnya. Aku ingin Engkau mengatur semuanya." Sambil berkata demikian, dia membuka pintu kamar itu dan berlutut di kaki Yesus. "Tuhan, ampuni aku karena aku hanya memikirkan diriku sendiri."

Yesus tersenyum dan berkata bahwa Dia telah mengampuni pemuda itu dan Dia akan mengatur segala sesuatunya mulai saat itu. Malam itu, ketika si pemuda bersiap untuk tidur dia berpikir, "Aku ingin tahu apakah roh-roh jahat itu akan kembali, aku bosan menghadapi mereka setiap malam." Tapi dia tahu bahwa Yesus akan membereskan semuanya sejak saat itu.

Sekitar tengah malam, terdengar suara menggedor-gedor pintu yang sangat menakutkan. Si pemuda keluar dari kamarnya dan melihat Yesus menuruni tangga. Dia menyaksikan dengan penuh kekaguman ketika Yesus membuka pintu, tanpa merasa takut. Setan berdiri di muka pintu meminta untuk masuk. Apa yang engkau inginkan?" tanya Tuhan. Si iblis menunduk di hadapan Tuhan, "Maaf, tampaknya saya salah alamat." Dengan perkataan tersebut iblis dan pasukannya pergi menjauh.

Inti dari kisah ini adalah :
Yesus menginginkan engkau seutuhnya, bukan hanya sebagian. Dia akan mengambil semua yang engkau berikan kepadaNya, dan tidak lebih dari itu. Seberapa bagian dari hati yang telah engkau berikan kepada Tuhan? Masih adakah bagian yang tidak engkau berikan kepadaNya? Mungkin serangan-serangan itu akan datang semakin dahsyat dari hari ke hari. Mengapa tidak membiarkan Tuhan berperang untukmu? Dia selalu menang. Saya menjumpai bahwa Tuhan membuat segala sesuatunya mudah bagi manusia, segala kerumitan manusia berasal dari dirinya sendiri.

Mazmur 37:5 - Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.
Mazmur 55:23 - Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.

Senin, 07 Agustus 2006

Ranjau Orang Percaya

Salah satu senjata paling berbahaya yang diciptakan oleh manusia adalah ranjau. Ini adalah alat ’pembunuh’ yang langsung bereaksi bila terkena sentuhan. Senjata itu sangat sulit untuk dideteksi karena letaknya sangat tersembunyi dan kalaupun terdeteksi, biasanya sudah meledak lebih dahulu. Alat ini memang dirancang untuk membunuh siapa saja yang menginjaknya.

Senjata yang sangat berbahaya ini sangat pas untuk menggambarkan jebakan-jebakan halus yang siap menghadang dan menghancurkan orang Kristen yang tengah giat melayani. Sama seperti ranjau yang bisa dipasang di mana saja pada waktu perang, jebakan-jebakan setan pun demikian, diletakkan di sepanjang jalan orang percaya. Ranjau ini sama berbahayanya dengan ranjau fisik, bahkan jauh lebih berbahaya, bila kita memandangnya dalam konteks kekekalan. Suatu fakta yang perlu diwaspadai bahwa para pemimpin gereja selalu menjadi target utamanya. Para gembala, penginjil, guru Sekolah Minggu dan pelayan-pelayan lainnya, karena mereka memiliki wewenang dan kemampuan untuk membawa orang lain kepada Kristus. Tujuannya adalah menghambat keefektifan mereka di dalam pelayanan.

Musuh kita sangat ahli dalam menjalankan trik yang paling pas untuk menggagalkan setiap usaha kita untuk memenangkan jiwa bagi Kristus. Kesombongan adalah salah satu ranjau yang sangat ’ampuh’ dan paling sering ia gunakan. Bahkan dapat dikatakan menjadi alat favorit iblis untuk mengacaukan kehidupan dan pengaruh orang Kristen. Apakah kesombongan itu? Kesombongan adalah sikap menghargai diri sendiri secara berlebih-lebihan, baik mengenai prestasi, posisi, keadaan ataupun kekayaan. Meski sikap ini sangat dibenci Allah (Amsal 6:6-19; 16:5), namun masih banyak orang percaya yang dewasa imannya sekalipun dapat dengan mudah menginjak rajau ini (II Tawarikh 26:16). Kesombongan juga dapat berarti kita menjauhkan diri dari Allah dan tanpa sadar kita meninggikan diri sendiri. Akibatnya, Tuhan membiarkan kita berjalan sendiri (Roma 1:24a).

Bila kita telah dirasuki sikap ini, maka hubungan kita dengan Allah pasti terhalang, dan karya Roh Kudus di dalam hidup kita menjadi terhambat. Efektifitas kita sebagai pemimpin atau pelayan Tuhan akan melorot secara menyedihkan. Lagi pula, orang yang sombong sering membuat kesalahan yang bodoh, sebab ia berpikir sudah melakukannya dengan hikmat Allah. Alkitab memperingatkan, ”Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan” (Amsal 16:18). Ayat ini terbukti benar, sebab kesombongan akan menjauhkan kita dari kehidupan doa, yang akhirnya melemahkan dan menghancurkan kita.

Setan suka sekali menipu dan mencobai kita dengan kesombongan. Oleh sebab itu untuk menghindari ranjau yang sangat berbahaya ini, biasakanlah setiap pagi bercakap-cakap dengan Bapa dan merenungkan Firman-Nya. Mintalah petunjuk-Nya setiap saat. Bila Anda selalu bergantung pada-Nya, maka Anda akan dimampukan dan diingatkan dari sikap yang salah itu. Hindari diri Anda dari ranjau-ranjau rohani yang sangat berbahaya ini. Selama bulan ini saya akan mengajak Anda melihat ranjau-ranjau tersebut. Agar tahun yang baru ini boleh Anda lalui dengan lebih baik dari tahun yang lalu.

Sagita Arif – IT Dept.

Kamis, 13 Juli 2006

"SAYA BERSAMAMU SAYANG"

Seorang anak lahir setelah 11 tahun pernikahan. Mereka adalah pasangan yg saling mencintai dan anak itu adalah buah hati mereka. Saat anak tersebut berumur dua tahun, suatu pagi si ayah melihat sebotol obat yg terbuka. Dia terlambat untuk ke kantor maka dia meminta istrinya untuk menutupnya dan menyimpannya di lemari. Istrinya, karena kesibukannya di dapur sama sekali melupakan hal tersebut.

Anak itu melihat botol itu dan dengan riang memainkannya. Karena tertarik dengan warna obat tersebut lalu si anak memakannya semua. Obat tersebut adalah obat yg keras yg bahkan untuk orang dewasa pun hanya dalam dosis kecil saja. Sang istri segera membawa si anak ke rumah sakit. Tapi si anak tidak tertolong. sang istri ngeri membayangkan bagaimana dia harus menghadapi suaminya.

Ketika si suami datang ke rumah sakit dan melihat anaknya yang telah meninggal, dia melihat kepada istrinya dan mengucapkan 3 kata.

PERTANYAAN :
1. Apa 3 kata itu ?
2. Apa makna cerita ini ?
JAWABAN :
Sang Suami hanya mengatakan "SAYA BERSAMAMU SAYANG"

Reaksi sang suami yang sangat tidak disangka-sangka adalah sikap yang proaktif. Si anak sudah meninggal, tidak bisa dihidupkan kembali. Tidak ada gunanya mencari-cari kesalahan pada sang istri. lagipula seandainya dia menyempatkan untuk menutup dan menyimpan botol tersebut maka hal ini tdk akan terjadi.

Tidak ada yg perlu disalahkan. Si istri juga kehilangan anak semata wayangnya. Apa yg si istri perlu saat ini adalah penghiburan dari sang suami dan itulah yg diberikan suaminya sekarang.

Jika semua orang dapat melihat hidup dengan cara pandang seperti ini maka akan terdapat jauh lebih sedikit permasalahan di dunia ini. "Perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah kecil"

MORAL CERITA

Cerita ini layak untuk dibaca. Kadang kita membuang waktu hanya untuk mencari kesalahan org lain atau siapa yg salah dalam sebuah hubungan atau dalam pekerjaan atau dengan org yg kita kenal. hal ini akan membuat kita kehilangan kehangatan dalam hubungan antar manusia.

Buang rasa iri hati, cemburu, dendam, egois dan ketakutanmu. Kamu akan menemukan bahwa sesungguhnya banyak hal tidak sesulit yang kau bayangkan.

TENTANG KITA

Musuh utama manusia adalah dirinya sendiri
Kegagalan terutama manusia adalah kesombongan
Kebodohan terutama manusia adalah sifat menipu
Kesedihan terutama manusia adalah iri hati
Kesalahan terutama manusia adalah mencampakkan dirinya dan orang lain
Sifat manusia yang terkasih adalah rendah hati
Sifat manusia yang paling diuji adalah semangat dan keuletannya
Kehancuran terbesar manusia adalah rasa keputus-asaan
Harta terutama manusia adalah kesehatan
Hutang terbesar manusia adalah hutang budi
Hadiah terutama manusia adalah sifat lapang dada dan mau memaafkan
Kekurangan terbesar manusia adalah sifat berkeluh kesah dan tidak memiliki kebijaksanaan
Ketenteraman dan kedamaian terutama manusia adalah suka berdana dan beramal

Segala pekerjaan mudah untuk dilakukan kecuali satu hal ...... memahami orang lain dan menerima keberadaannya tanpa mempersoalkan "kekurangannya"
Sebagaimana diri kita, demikian pula makhluk lain, sebagaimana makhluk lain, demikian pula diri kita. Dengan memikirkan mereka, dengan membandingkan mereka, tidak seharusnya kita saling berselisih, bertengkar dan membunuh atau menyebabkan hal itu.

Kulihat saudaraku dengan mikroskop kritik dan kubilang sungguh jahat saudaraku itu, kulihat lagi ia dengan teleskop hina dan kubilang alangkah kecilnya ia, kemudian kupandang ia dengan cermin kebenaran, alangkah miripnya ia dengan aku.