Rabu, 13 September 2006

"PERAHU KESELAMATAN"

Aku duduk menikmati senja dalam perahu keselamatanku yang sedang berlabuh. Kulihat Yesus di ruang kemudi, menatapku dan berkata, "Lepaskan tambatan perahumu dan biarkan Aku membawa engkau ke seberang. Bukan rencanaKu untuk engkau tetap tertambat disini."

Dengan takut, gelisah dan khawatir aku menjawabNya, "Tuhan bukankah lebih baik aku tetap disini. Aku tidak akan melihat topan, badai dan angin ribut. Dan aku dapat kembali ke darat kapanpun aku mau."

Lembut Yesus memegang tanganku, menatap mataku dan berkata, "Memang disini engkau tidak akan mengalami topan, badai dan angin ribut. Tetapi engkau juga tidak akan pernah melihat Aku mengatasi semua itu. Engkau tidak akan melihat Aku berkuasa atas semuanya itu, karena Akulah TUHAN."

Dalam pergumulan berat, aku memandangi tali yang mengikat perahuku. Di tali itu aku melihat ada rasa khawatir akan hidup, keuangan, pekerjaan, pasangan, dan lain-lain. Dalam hati aku bertanya-tanya, "Tahukah Ia akan apa yang aku inginkan? Mengertikah Ia akan apa yang aku rindukan dan dambakan?"

Yesus memelukku dan berbisik lembut, "Memang tidak semuanya akan sesuai dengan apa yang kau inginkan, rindukan dan dambakan, bahkan mungkin kebalikannya yang akan kau dapat, tapi maukah kau percaya? RancanganKu adalah rancangan damai sejahtera, masa depanKu adalah masa depan yang penuh harapan."

Ia memelukku dan menangis bersamaku, dengan berat aku melepaskan tali perahuku. Kulepaskan semua rasa khawatir itu dari hatiku, kutaruh hak atas masa depanku di tanganNya. Aku tidak tahu bagaimana masa depanku, sambil menangis aku menatapNya dan berkata, "JADILAH NAHKODA DALAM PERAHUKU DAN MARILAH KITA BERLAYAR..."

Teman-teman maukah kita menyerahkan hak atas masa depan kita dalam tanganNya? Tanpa kita pernah tahu bagaimana Ia akan merancang semuanya itu, tapi hanya dengan satu keyakinan : "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11).

Saya tidak berdoa untuk beban yang lebih ringan, melainkan untuk punggung yang lebih kuat. (Phillips Brooks). Orang berlatih untuk meraih sukses, padahal seharusnya mereka berlatih untuk menghadapi kegagalan. Kegagalan adalah jauh lebih umum dari pada sukses, kemiskinan jauh lebih menjamur dari pada kekayaan, dan kekecewaan jauh lebih normal dari pada kepuasan. (J. Wallale. Hamilton).

dia- dari seorang teman: Clara Uniek di Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar